Jokowi Tolak Ical dan Soekarno Muda Diusung Parpol Islam
Foto : Yusril Ihza Mahendra, Bersama Karel Sompoton Angt Fraksi Bulan Bintang DPRD Kab.Nunukan
Joko Widodo menempati urutan pertama
sebagai calon presiden nomor 1 di Indonesia. Untuk itu Golkar berniat
memasangkan Jokowi dengan Aburizal Bakrie sebagai pasangan calon wakil
presiden untuk Pemilu Presiden 2014. Alasan Golkar masuk akal mengingat
elektabilitas ARB memang selalu berkisar 10%-an. Angka yang riskan jauh
di bawah calon lain. Golkar pun diyakini pasti mampu mengusung calon
dengan parpol gurem mana saja berbasis Islam - hal yang sama yang akan
dilakukan PDIP.
Sementara untuk maju sebagai calon
presiden diperlukan partai pengusung. Jokowi tak akan bisa maju sebagai
calon presiden karena Megawati sudah menghalangi di depan pintu kandang
PDIP. Nah, Golkar berpikir untuk menarik Jokowi. Namun yang mengejutkan
Jokowi menolak dipasangkan dengan Ical. Jawabannya pun pendek: Ogah! Apa
alasannya?
Alasan pertama tentang rekam jejak Ical
sendiri kemungkinannya. Kemungkinan kedua tentang respek Jokowi terhadap
PDIP dan Gerindra yang telah membesarkannya. Alasan ketiga memang
Jokowi akan menuntaskan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ide dan tentang keinginan Golkar
mengusung Jokowi - meski melalui pengenalan lewat survey - menunjukkan
krisis calon presiden berkualitas - baik dari parpol sekuler maupun
Islam, menunjukkan Publik semua tahu calon parpol sekuler Mahfud MD,
Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, Wiranto, Ical, Dahlan Iskan, Megawati,
Suryo Paloh - yang tengah digembosi Hanura dan Hary Tanoesoedibjo,
semuanya dikenal oleh masyarakat. Yang mencengangkan adalah justru
parpol Islam tak memiliki calon yang pantas dan laku dijual ke publik.
Kenapa?
Semua parpol Islam - yang berbasis atau
dipersepsikan publik atau mengaku Islam - tidak satu pun memilki calon
yang berkualitas dan laku dijual ke publik. PAN mencalonkan Hatta Rajasa
hasil surveinya tak beranjak dari angka 2.1 %. PKB mencalonkan Rhoma
Irama hasil polling menunjukkan angka lumayan 8 %. PPP mencalonkan
Suryadharma Ali rekor pencapaian jajak pendapat tak lebih dari 0,3 %.
PKS mencalonkan HNW dengan hasil kepopuleran 6 %. Angka-angka dari
berbagai jajak pendapat menunjukkan parpol Islam tak mampu menarik dan
menonjolkan calon presiden yang berkualitas. Apakah penyebabnya?
Pertama, Parpol Islam adalah parpol
idealisme agama yang berdasarkan moralitas agama sebagai landasan
kepura-puraan dalam menjalani kehidupan politik. Langkah pilih-memilih
calon selalu dihubungkan dengan tingkah laku sempurna para calon
presiden yang akan diusung - sementara para elite parpol Islam sama
tingkah polah buruknya dengan parpol sekuler dan nasionalis. Nah, calon
presiden yang memenuhi criteria parpol Islam adalah calon internal
partai saja - yang jelas tidak popular. Siapa yang akan memilih misalnya
Suryadharma Ali sebagai presiden, misalnya?
Kedua, Parpol Islam tak mampu menawarkan
apapun untuk mengerek elektabilitasnya karena partainya kecil dan
kekurangan dana. Zaman sekarang tak akan berlaku menjadi presiden
berdasarkan doa, istoghosah, tirakat di dalam gua, atau bahkan minta
bantuan dan petunjuk dukun. Capres idaman seperti Jokowi, Mahfud MD,
Jusuf Kalla.
Nah, di tengah kemiskinan calon presiden
yang dialami oleh Parpol Islam, lahirlah Soekarno Muda, Bung Yusril
Ihza Mahendra. Dengan mengusung capres berintegritas seperti Bung Yusril
- daripada mengusung capres belepotan masalah seperti Hidayat Nur Wahid
yang tak laku, atau Anis Matta yang disebut terlibat kasus korupsi -
maka partai Islam akan memiliki kemungkinan memenangkan pertarungan
menjadikan parpol Islam sebagai pemenang Pilpres 2014. Selamat datang
Bung Soekarno Muda: Yuzril Ihza Mahendra.
Salam bahagia ala saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar